UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN FOOT SCREENING DIABETIC DI KOTA CIREBON
Abstract
Insidensi kasus diabetes mellitus (DM) kian meningkat menyertai adanya perubahan gaya hidup di masyarakat. Faktor risiko DM tipe 2 adalah perubahan gaya hidup seperti perilaku merokok, konsumsi minuman beralkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik, keturunan, hipertensi, riwayat DM, riwayat PJK, TBC atau hipertiroidisme, kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau trigliserida ≥ 200 mg/dl. Salah satu komplikasi DM adalah kaki diabetik (KD), bahkan sering menjadi penyebab dilakukannya tindakan amputasi. Apabila dilakukan screening secara dini dan pengobatan yang adekuat, tentu dapat menyelamatkan penderita dari tindakan amputasi. Pemeriksaan kaki penderita DM yang dilakukan secara reguler diharapkan mampu menurunkan insiden komplikasi DM dan mengurangi biaya perawatan serta mencegah kecacatan. Penderita DM perlu mengetahui cara mencegah komplikasi diabetes, rajin merawat dan memeriksakan kaki guna menghindari terjadinya kaki diabetik dan kecacatan yang mungkin akan muncul. Berbagai perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat, tak jarang menimbulkan risiko untuk terjadinya penyakit, termasuk DM. Tidak semua orang melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, sehingga banyak yang tidak mengetahui kondisi kesehatannya dan tidak menyadari adanya penyakit yang diderita. Pengabmas ini dilaksanakan dengan pemberian edukasi dan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat yang meliputi anamnesa, pemeriksaan tekanan darah dan kadar gula darah serta foot screening diabetic sebagai upaya promotif dan preventif. Hasil kegiatan pengabmas, peserta memahami pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala, memahami pengaruh gaya hidup terhadap risiko penyakit DM, terscreeningnya peserta yang menderita DM dan memiliki faktor risiko, teridentifikasi kelainan kaki, serta nanpu melakukan perawatan kaki dan menjada gaya hidup sehat.
Full Text:
UntitledReferences
American Diabetes Association. (2012). Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care. Volume 35, Supllement 1, January 2012.
Ardhiata. (2011). Penatalaksanaan kaki diabetic. Artikel dalam Forum Diabetes Nasional V. Diterbitkan oleh Pusat Informasi Ilmiah Departemen Imu Penyakit Dalam FK Universitas Padjadjaran Bandung.
Basuki E. (2015). Teknik Penyuluhan diabetes melitus. Dalam: S Soegondo. P Soewondo & I Subekti. penyunt. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: FKUI. Hal 135-150; 2015.
Eka Fitria, Abidah Nur, Nelly Marissa & Nur Ramadhan. (2017). Karakteristik Ulkus Diabetikum pada Penderita Diabetes Mellitus di RSUD dr. Zainal Abidin dan RSUD Meuraxa Banda Aceh. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 3, September 2017: 153 – 160. DOI : 10.22435/bpk.v45i3.6818.153-160.
Efriliana, Noor Diani & Herry Setiawan (2018). Karakteristik pasien diabetes melitus dengan pengetahuan tentang perawatan kaki diabetes melitus. Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 1 Juli 2018.
International Diabetes Federation. (2012). Clinical Guidelines Task Force Global Guideline for Type 2 Diabetes.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar ; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Lukito AA, Rahajoe AU, Rilantono LI, Harimurti GM, Soesanto AM, Danny SS, et al. (2015). Pedoman tatalaksana pencegahan penyakit kardiovascular pada perempuan. Jakarta : Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Type 2 di Indonesia. Jakarta : PB. PERKENI.
Waspadji S. (2015). Diabetes melitus: Mekanisme dasar dan pengelolaannya yang rasional. Dalam: S Soegondo, P Soewondo & I Subekti. Penyunt. Waspadji S; 2009. Diabetes melitus: Mekanisme dasar dan penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: FKUI. Hal 31-45; 2015.
WHO. (2010). Burden : Mortality, morbidity and risk factors ; Global status report on SDDs, diakses dari http://www.who.int/diabetes/facts/en/.
Refbacks
- There are currently no refbacks.